Feb 23, 2013

Kerajaan Islam Demak

Pada abad ke-15 di pulau jawa berdiri kerajaan islam Demak. Demak merupakan kerajaan Islam pertama di pulau jawa. Pendiri kerajaan ini bernama Raden Patah.

Ia sebenarnya adalah salah seorang bupati di kerajaan Majapahit yang berkedudukan di Demak dan telah menganut agama Islam. Kerajaan Majapahit ketika itu lemah. Keadaan ini mendorong Raden Patah untuk mendirikan kerajaan Islam Demak. Dengan berdirinya kerajaan islam demak berarti Raden Patah telah melepaskan diri dari pengaruh kekuasaan Majapahit. Berdirinya Kesultanan Demak mendapat dukungan pula dari daerah - daerah lain di jawa timur yang sudah Islam seperti Jepara, Tuban dan Gresik. 

Dalam waktu singkat Demak telah berkembang menjadi sebuah kerajaan besar. Di samping itu Demak menjadi pusat penyiaran agama Islam. Apalagi setelah Malakh jatuh (dikuasai) oleh portugis (1511), maka kedudukan dan peranan Demak semakin penting

Kedatangan penjajah portugis di Malaka mengundang ketidaksenangan Sultan Demak. Karena hal ini merupakan ancaman pula bagi kerajaan Demak. Pada tahun 1513 kerajaan Demak mengirim armada tentaranya dipimpin oleh Pati Unus untuk mengusir portugis dari Malaka. Pati Unus adalah putra Raden Patah. Namun upaya mengusir portugis dari Malaka mengalami kegagalan. Hala ini disebabkan Portugis memiliki armada yang lebih kuat dan lengkap.

Meskipun usaha untuk merebut Malaka dariportugis yang dilakukan PatiUnus mengalami kegagalan, namun peristiwa ini dibanggakan karena mereka dengan gagah berani menghadapi bangsa penjajah.

Karen keberaniannya sebagai panglima yang memimpin penyerangan ke Malaka, maka Pati Unus diberi gelar "Pangeran Sebrang Lor" yang artinya pangeran yang menyebrangi laut ke utara

Kemudian pada tahun 1518 Raden Patah wafat. Ia digantikan oleh putranya yaitu Pati Unus. Pemerintahannya hanya berlangsung selama 3 tahun karena setelah itu ia wafat. Selanjutnya kerajaan Islam Demak dipimpin oleh Sultan trenggono, adik Pati Unus.

Sultan Trenggono dikenal  sebagai raja yang tegas dan arif bijaksana. Karena itu pada  masa pemerintahannya Demak mencapai puncak kejayaannya. Daerah kekuasaanya meliputi jawa barat dan jawa timur.

Dibawah pemerintahan Sultan Trenggono, Demak tetap tidak menyukai panjajah portugis. Apalagi portugis terus meluaskan daerah jajahannya hingga kejawa barat. Pada tahun 1522 portugis datang ke sunda kelapa, Pelabuhan utama kerajaan Pajajaran. Portugis menjalin kerjasama dengan raja Pajajaran dengan membuat kesepakatan untuk menghadapi pasukan Islam Demak. Portugis merencanakan mendirikan benteng di Sunda Kelapa.

Pada tahun 1527 kerajaan Islam Demak mengirimkan tentaranya dipimpin oleh Fataillah untuk mengusir dan menghancurkan Portugis yang menduduki sunda kelapa. Fatahillah beserta tentaranya berhasil mengusir orang - orang portugis dan menguasai sundah kelapa. Kemudian oleh Fatahillah nama sunda kelapa diganti dengan nama Jayakarta yang artinya kemenangan. Sekaran Jayakarta menjadi jakarta.

Sementara itu Demak berhasil menguasai Jawa Timur. Ekspedisi ke Jawa Timur ini dipimpin langsung oleh sultan Trenggono.Tetapi dalam serangannya ke Pasuruan pada tahun 1546, Sultan Trenggono Gugur.

Setelah Wafatnya sultan Trenggono timbullah pertentangan dikalangan keluarga sendiri. Pertentangan bersumber pada siapa yang berhak mewarisi kerajaan. Berakhirnya kerajaan Islam demak setelah pangeran Adiwijoyo atau Joko Tingkir berhasil mengalahkan Arya Penangsang, raja Demak yang ketika itu tidak disukai oleh rakyatnya. Arya Penangsang suka bertindak sewenang  - wenang, sehingga banyak adipati yang menentang tindakan tersebut. Joko Tingkir kemudian memindahkan Kraton Demak ke Pajang (tahun 1568). Dengan demikian tammatlah riwayat kerajaan Islam Demak.

 

Kerajaan Samudra Pasai

Pada abad ke-13 berdirilah kerajaan islam pertama  di Indonesia yaitu kerajaan samudra pasai. Pendiri kerajaan ini yang sekaligus menjadi raja pertama bernama SULTAN MALIK AL SALEH. Leta kerjaan ini berada di daerah Aceh Utara, di Kabupaten Lokseumawe.


Kemudian pada tahun 1297 Sultan Malik Al Saleh wafat. Untuk melanjutkan pemerintahan ia digantikan putranya yang bernama Sultan Mahmud. Pada tahun 1326 Sultan Mahmud juga wafat. Selanjutnya pemerintahan kerajaan islam samudra pasai dipimpin oleh Sultan Ahmad  yang bergelar Sultan Malik Al Tahir. Pada masa pemerintahan Sultan Ahmad, kerajaan Samudara Pasai mendapatkan kunjungan Ibnu Batuta, utusan Sultan Delhi. Ibnu Batuta menceritakan bahwa Samudra Pasai merupakan bandar utama pelabuhan yang sangat penting. Karena dipelabuhan ini menjadi tempat bongkar muat barang  barang dagangan yang dibawa oleh para pedagang dari dalam dan luar negeri (India dan Cina).